Senin, 20 Oktober 2014

Asal-Usul Geografi



Apa itu Geografi?

Geografi berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya Bumi dan graphien yang artinya pencitraan. Geografi adalah ilmu penegtahuan yang menggambarkan segala sesuatu yang ada di permukaan Bumi. Orang yang berperan memperkenalkan nama geografi adalah Erastothenes. Menurutnya, kata  geografi berasal dari kata geographica (Geo=bumi dan Graphica=penulisan) yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Oleh karena itu Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar geografi.

Bahaya Asap di Kota Pempek!

Ilustrasi/Antara

Kebakaran hutan adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia dan lingkungan.
Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama kebakaran hutan besar. Kebakaran hutan sendiri menyebabkan terjadinya kabut asap. Baru-baru ini kebakaran hutan terjadi di Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Dampak yang terjadi adalah kabut asap yang menyebar ke kota/kabupaten di Sumatera Selatan.
Dampak yang sangat terasa terjadi di kota Palembang, beberapa aktivitas penting terpaksa harus dihentikan akibat kabut asap yang terlalu tebal.
Kabut asap yang tengah menyelimuti Kota Palembang merupakan dampak dari adanya titik panas yang bahkan jumlahnya kian banyak.
 Jumlah titik panas yang terdeteksi di Sumsel berpotensi bertambah karena pada September merupakan puncak musim kemarau.
Titik panas yang terdeteksi sepekan terakhir berkisar 20-30 titik berpotensi terus bertambah karena cuaca di provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu memasuki puncak musim kemarau. Sekarang ini suhu udaranya cenderung panas mencapai 35 derajat Celsius dengan curah hujan di bawah 100 milimeter. 
Kabut asap yang menyelimuti udara Kota Palembang dan sekitarnya diprediksi masih terjadi hingga beberapa pekan ke depan karena awal musim hujan diprakirakan pada pertengahan Oktober 2014. Titik panas yang terdeteksi sekarang ini sebagian besar terdapat di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir dan Kabupaten Muara Enim.
Sementara itu, para Petani karet di Kabupaten Ogan Komering Ulu, sudah mengaku cemas karena perkebunan sangat rawan terbakar.
Kabut asap juga sangat berdampak bagi aktivitas pendidikan di Kota Palembang. Salah satunya SMA Plus Negeri 17 Palembang, akitivitas di sekolah tersebut terpaksa harus dikurangi. Jam belajar yang biasanya berlangsung sampai pukul 16.00 WIB, dengan adanya kabut asap terpaksa harus dikurangi menjadi 15.30/15.45 WIB. Para siswa/siswi berharap kabut asap dapat segera dihentikan.
Pemerintah Sumatera Selatan menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah penanggulangan di antaranya dengan melakukan operasi pemadaman titik api melalui darat dan udara.
Pemadaman melalui darat bekerja sama dengan BPBD dan petugas penanggulangan bahaya kebakaran kabupaten yang menjadi sumber titik api atau penyebab terjadinya kabut asap.
Sedangkan untuk melakukan operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui udara, pihaknya melakukan pengeboman air di titik api yang sulit dijangkau tim operasi darat dengan menggunakan dua helikopter.
Cara ini juga dinilai belum cukup berhasil. Warga kota Palembang berharap masalah ini akan segera teratasi.